Dari Pena buat Teman:
Disebabkan hari jumaat sudah menghampiri kita, maka saya terpanggil untuk mengulas berkenaan isu menolak tabung ketika imam berkhutbah bersesuai dengan permintaan teman saya untuk mengulas hal ini yang dirasakan 'salah' bagi pandangan beliau. Ini bukanlah isu utama penulisan saya kali ini, namun apa yg ingin ditekankan adalah berkenaan kedudukan khutbah jumaat itu sendiri.
Ulasan kali ini bukanlah mengelakan umat Islam dari bersedekah, namum membetulkan kesalahan 'bersedekah' ketika Imam berkhutbah.
Sebelum mengulas lanjut berkenaan hal ini, sedikit kelebihan bersedekah ingin saya senaraikan disini berdasarkan pembacaan dan pengamatan saya:
1. Sedekah dapat merapatkan hubungan silaturrahim dan kemanusiaan.
2. Sedekah dapat mengurangkan permasalahan kemisikinan.
3. Sedekah dapat mendatangkan kegembiraan dan memupuk sikap toleransi.
4. Sedekah dapat memberi ketenangan pada jiwa pemberi sedekah dan penerima sedekah.
5. Sedekah dapat memupuk kasih sayang dalam hati insan.
6. Sedekah dijanjikan balasan berlipat kali ganda oleh Allah Azzawajal.
7. Sedekah yg ikhlas akan menjadi penaung dari cahaya matahari dipadang mahsyar kelak.
8. Sedekah mencuci dosa orang yg menghulur sedekah.
9. Sedekah dapat membersihkan jiwa.
dan banyak lagi. Untuk mengikuti huraian tentang sedekah, klik disini Menyingkap Rahsia Sedekah
Peringatan berkenaan Meminta Sedekah
Islam melarang umatnya meminta-minta dan memohon sedekah, malah Islam menekankan umatnya bekerja dan berusaha mencari rezeki dengan titik peluh sendiri.
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- telah memperingatkan akan bahaya atau balasan terhadap orang yang meminta-minta. Bahwasanya Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda:
"Seseorang diantara kalian yg selalu meminta-minta sehingga ia nanti bertemu dengan Allah sedangkan mukanya tidak ada daging sama sekali,"(HR. Bukhari dan Muslim)
Dan Rasulullah juga bersabda:
"Barang siapa yang meminta-minta kepada sesama manusia dengan tujuan untuk memperbanyak kekayaannya,maka sesungguhnya ia meminta bara api.Terserah padanya apakah ia mengumpulkan sedikit saja atau akan memperbanyaknya." [HR.Muslim(2/zakat/760), Ibnu Majah(2/1737),Ahmad didalam Musnadnya(2/231), dan Al-Baihaqy dalam Sunannya(4/196)]
Meminta-minta harta untuk tujuan menambah kesenangan diibaratkan seperti mengumpulkan bara api untuk membakar diri sendiri, malah perbuatan meminta ini hanya akan memberikan pandangan serong orang terhadap dirinya. Malah Nabi mengancam bahwa diakhirat kelak wajah mereka tidak berdaging akibat sikap suka meminta-minta.
Walau apa pun, Islam membenarkan didalam beberapa keadaaan berdasarkan hadis:
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Qabishah Bin Mukhariq Al-Hilali r.a bahwasanya dia berkata:
"Saya memiliki tanggungan (hutang dan sebagainya) lalu saya mendatangi Rasulullah SAW untuk meminta sesuatu kepada Beliau SAW .Rasulullah SAW PUN bersabda:"tinggallah!sampai datang kepada kami sedekah, nanti akan kami perintahkan agar diberikan kepadamu".
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Hai Qabishah,sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal kecuali bagi salah satu dari tiga orang:
Pertama, orang yang sedang menanggung beban (denda, hutang dan sebagainya) maka ia boleh meminta sampai ia melepaskan tanggungan(beban)itu.
Kedua, seseorang yang tertimpa kecelekaan/musibah yang menghabiskan hartanya, maka ia boleh meminta-minta sehingga ia bisa memperoleh kehidupan yang layak.
Ketiga, seseorang yang sangat miskin,sehingga disaksikan oleh tiga orang cerdik pandai dari kaumnya bahwa"si fulan benar-benar miskin"maka ia boleh meminta-minta sehingga ia bisa memperoleh kehidupan yang layak.
Hai Qabishah, meminta-minta yang selain kerana tiga sebab ini, maka itu adalah usaha yang haram, dan orang yang memakannya berarti makan barang yang haram." (HR. Bukhari dan Muslim)
Perkara seterusnya adalah berkenaan 'KEDUDUKAN KHUTBAH JUM'AT'
Diantara bukti yang menunjukkan pentingnya khutbah Jum’at adalah sebagai berikut.
Pertama : Perintah Allah untuk segera mendatangi solat Jum’at dan khutbahnya, dan larangan berjual-beli serta mu’amalah lainnya pada saat itu.
"Hai, orang-orang yang beriman. Apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" [Al-Haaqqah/62 : 9]
Kedua : Perintah untuk mendengarkan khutbah, dan gugurnya pahala shalat Jum’at bagi orang yang berbicara saat khutbah berlangsung.
Disebutkan dalam hadits Abu Hurairah, Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Jika engkau berkata kepada kawanmu “diamlah!”, pada hari Jum’at dan imam sedang berkhutbah, maka engkau telah mengatakan perkataan sia-sia" [HR Bukhari, no. 934; Muslim, no. 851]
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,”Hadits ini dijadikan dalil larangan terhadap seluruh macam perkataan pada saat khutbah, dan begitu jua pandangn majoriti ulama’ terhadap orang yang mendengar khutbah.” [Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari]
Ketiga : Makmum dilarang melakukan segala perkara yang melalaikan dari mendengar khutbah. Sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Barangsiapa berwudhu, lalu dia melakukan wudhu itu sebaik-baiknya, lalu dia mendatangi (khutbah) Jum’at, lalu mendengarkan dan diam, maka diampuni (dosanya) yang ada antara Jum’at itu dengan Jum’at lainnya, ditambah tiga hari. Dan barangsiapa menyentuh batu kecil (iaitu seperti batu tasbih) (yakni mempermainkannya), maka dia telah melakukan perrbuatan sia-sia" [HR Muslim, no. 857; Abu Dawud, no. 105; Tirmidzi, no. 498; Ibnu Majah, no. 1090]
Imam An Nawawi berkata,”Pada hadits di atas terdapat larangan menyentuh batu-batu dan benda-benda lainnya pada saat khutbah. Di dalamnya terdapat isyarat, agar hati dan anggota badan (pendengar khutbah) tertumpu kepada khutbah. Dan yang dimaksudkan dengan “berbuat sia-sia” di sini, yaitu perbuatan batil, tercela, dan tertolak.” [Syarh Muslim, karya An Nawawi]
Hadis diatas sudah memberi kita jawpan kepada permasalahan menolak tabung yg mana ia termasuk perbuatan yg dilarang oleh Nabi SAW, sepertimana disyarahkan oleh Imam Al-Nawawi bahawa perbuatan ianya perbuatan sia-sia iaitu dimaksudkan sebagai perbuatan yang salah.
Keempat : Malaikat mendengarkan khutbah Jum’at.
Disebutkan dalam hadits Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Jika hari Jum’at, pada setiap pintu dari pintu-pintu masjid terdapat malaikat-malaikat yang menulis orang pertama (yang hadir), kemudian yang pertama (setelah itu). Jika imam telah duduk (di mimbar untuk berkhutbah), mereka melipat lembaran-lembaran (catatan keutamaan amal) dan datang mendengarkan dzikir (khutbah)". [HR Muslim, no: 24, 850]
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Yang dimaksudkan dengan melipat lembaran-lembaran, adalah melipat (menutup) lembar catatan keutamaan-keutamaan yang berkait dengan bersegera menuju masjid, bukan lainnya, seperti: (lembaran yang mencatat pahala) mendengarkan khutbah, mendapati shalat, dzikir, do’a, khusyu’, dan semacamnya; kerana sesungguhnya hal itu pasti ditulis oleh dua malaikat penjaga”. [Fathul Bari, 2/448, Darul Hadits, Kairo, penjelasan hadits no. 881]
Dari keterangan-keterangan di atas jelaslah, bahwa khutbah Jum’at memiliki kedudukan yang agung dalam syari’at Islam.
--------------------------
Kesimpulannya:
1.Tidak boleh bagi umat Islam yg hadir melakukan perbuatan menolak tabung ketika Imam sedang membaca khutbah kerana perbuatan itu dilarang, malah bermain tasbih ketika imam berkhutbah juga dilarang dan ianya jelas didalam hadis muslim, dalam ciri-ciri ketiga seperti disenaraikan diatas.
2. Sedekah haruslah dilakukan sebelum atau selepas Imam berkhutbah dan bukannya ketika Imam sedang berkhutbah, kerana perbuatan itu akan mengurangkan pahala Jumaat kita.
3.Umat Islam dilarang meminta-minta tanpa tiga sebab diatas melainkan pemberi sedekah ingin memberinya tanpa diminta, begitu juga seperti apa yg dilakukan oleh pihak masjid meminta-minta dengan menolak tabung sedekah adalah bercanggah dengan syarak.
4.Hal menolak tabung itu sudahpun salah kerana termasuk perbuatan meminta-minta kemudian ia bertambah salah bila dilakukan ketika khutbah dibacakan.
4.Umat Islam tidak dibenarkan bercakap waktu khutbah dibaca walaupun menegur supaya diam.
No comments:
Post a Comment