1. I’timâd (berpegangnya) mereka dengan nushus (nash-nash) al-Kitab dan as-Sunnah dengan pemahaman yang shahih mengikut kefahaman salafussoleh, dan interaksi mereka terhadap nash-nash ini yang tercermin dalam kehidupan mereka, baik dalam amal dan ilmu, baik dalam perkataan dan perbuatan, secara zhahir dan bathin, sesuai batasan firman Allah Azza wa Jalla :
وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا“Apa saja yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah.” (QS al-Hasyr : 7)
2. Niat yang lurus dan tujuan yang baik terhadap semua hal yang mereka lakukan dan yang mereka tinggalkan. Disertai dengan kesabaran, hikmah dan al-Mau’izhah al-Ĥasanah (pelajaran/nasehat yang baik) yang dianggap merupakan asas utama di dalam menegakkan dakwah Islam.