Ramai masih keliru tentang persoalan 'dimana Allah?'. Manusia selalu bersifat ingin tahu terhadap sesuatu, namun bukan semua perkara kita diberi pengetahuan tentangnya. Allah membataskan ilmu kita mengenai perkara ghaib dan begitu juga dirinya. Allah mengutuskan kepada kita Rasul supaya mengajar manusia kalimah syahadah dan mengajarkan kita Islam supaya kita beriman dengan Allah dan utusanNYA~ Muhammad s.a.w
"BERSEMAYAMNYA ALLAH DI ATAS 'ARSY"
Allah subhanahuwataa'la banyak menceritakan perihal dirinya iaitu sifat-sifatnya didalam Al-Quran.dan Ulama' Hadits berkeyakinan dan bersaksi bahwa Allah subhanahu wa ta'ala berada di atas tujuh lapis langit, di atas 'Arsy-Nya. Kenyataan ini berdasarkan firman Allah didalam Al-Quran:-
1- "SesungguhnyaRabb kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada keizinan-Nya" (Yunus:3)
2- "Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy, dan menundukkan matahari dan
bulan.Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan.Allah mengatur urusan
(makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini
pertemuan(mu) dengan Rabbmu".(Ar-Ra'd:2)
3- ".. kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka
tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang Maha Mengetahui" (Al-Furqan:59)
4- "..kemudian Dia-pun bersamayam di atas 'Arsy".(As-Sajdah:4)
5- "..dan kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik..".(Fathir:10)
6- "Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya..".(As-Sajjdah:5)
7- "Apakah kamu merasa terhadap Allah yang di langit bahwa Dia menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga tiba-tiba bumi itu bergoncang". (Al-Mulk:16)
Dalil-dalil diatas dipetik dari Al-Quran dan menjadi bukti bahawa Allah sendiri menceritakan perihal dirinya bahawa Allah bersemayam diatas arashnya dan sesungguhnya Allah lebih mengetahui tentang diri-NYA. Kita sebagai hamba Allah, tugas kita adalah beriman dengan kitab Allah dan tidak mempersoalkan tentang sifat Allah.
Allah subhanahu wa ta'ala memberitakan tentang Fir'aun yang terlaknat, bahwasanya ia(firaun) pernah berkata kepada Haman (pembantunya): "Dan berkatalah Fir'aun:"Hai Haman,buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu,(iaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Ilah(Tuhan) Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta..." (Al-Mu'min:36-37)
Fir'aun berkata demikian kerana ia mendengar Nabi Musa a.s memberitahu bahawa Rabbnya berada di atas langit.
Para ulama dan tokoh imam-imam dari kalangan salaf tidak pernah berbeza pendapat, bahwa Allah 'azza wa jalla' berada diatas 'arsy-Nya. Dan 'arsy-Nya berada di atas tujuh lapis langit. Mereka menetapkan segala yang ditetapkan Allah, dengan beriman dengannya serta membenarkannya.
Mereka menyatakan seperti apa yang Allah khabarkan bahwa 'Allah bersamayam di atas 'Arsy-Nya'.
Mereka membiarkan makna ayat itu berdasarkan zahirnya, dan menyerahkan hakikatnya sebenarnya kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Mereka mengatakan:"Kami mengimani, semuanya itu dari sisi Rabb(Tuhan) kami. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal"(Ali-'Imran:7).
Sebagaimana Allah terangkan tentang orang-orang yang dalam ilmunya mengatakan demikian, dan Allah ridha serta memujinya.
Imam Malik pernah ditanya di dalam majlisnya tentang ayat Allah:
"Ar-Rahman bersemayam di atas 'Arsynya".(Surah Toaha:5),
Bagaimana caranya Allah bersemayam?.
Maka Imam Malik menjawab:" Bersemayam itu maklum (diketahui maknanya), bagaimananya (kaifiyatnya atau caranya) tidak diketahui, menanyakan tentangnnya adalah bid'ah, dan saya memandang kamu (penanya) sebagai orang yang sesat, kemudian memerintahkan untuk mengeluarkan orang yang bertanya tersebut dari majlis.
Abdullah bin Al-Mubarak berkata:
"Kami mengetahui Rabb kami berada di atas 7 lapis langit, bersemayam di atas 'Arsy-Nya, terpisah dengan makhluk-Nya.dan kami tidak menyatakan seperti ucapan Jahmiyyah bahwa Allah ada di sini, beliau menunjuk ke tanah (bumi)".(Sanadnya Hassan)
Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata:
"Barangsiapa yang tidak menetapkan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala berada di atas 'Arsy-Nya maka dia kufur kepada Rabbnya, halal darahnya, diminta taubat, kalau menolak maka dipenggal lehernya, lalu bangkainya dicampakkan ke pembuangan sampah agar kaum muslimin dan orang-orang mu'ahad tidak terganggu oleh bau busuk bangkainya, hartanya dianggap sebagai fa'i (rampasan perang)-tidak halal diwarisi oleh seorang pun muslimin, karena seorang muslim tidak mewarisi harta orang kafir, sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:" Seorang Muslim tidak mewarisi orang kafir dan orang kafir tidak mewarisi orang muslim"(HR. Bukhari)
Rasulullah SAW pernah mengajukan pertanyaan kepada seorang budak perempuan milik Mua'wiyah bin Al-Hakam As-Sulamy sebagai ujian keimanan sebelum ia dimerdekakan oleh tuannya iaitu Mua'wiyah:
Ertinya:- Baginda bertnya kepadanya:"Dimanakah Allah?. Jawab budak perempuan: "Di atas langit. Be;liau bertanya lagi: "Siapakah aku?" Jawab budak itu: "Engkau adalah Rasulullah". Beliau bersabda: "Merdekakan dia!"… Kerana sesungguhnya dia adalah mukminah(seorang perempuan beriman).
Hadith Sahih dikeluarkan oleh Jemaah ahli hadith, diantaranya; Imam Malik (Tawarihul Hawalik Syarah Al-Muwathoa' juz 3 halaman 6-5), Imam Muslim(2/70-17), Imam Abu Daud(No930-931), Imam Nasai' (3/13-14), Imam Ahmad(5/447,448,449), Imam Daarimi 91/353-354) , Ath-Thayaalis di Musnadnya (No. 1105), Imam Ibnul Jaarud di Kitabnya "Al-Muntaqa" (No. 212), Imam Baihaqy di Kitabnya "Sunanul Kubra" (2/249-250), Imam Ibnu Khuzaimah -Imamnya para Imam- di Kitabnya "Tauhid" (hal. 121-122), Imam Al-Laalikai di Kitabnya "As-Sunnah " (No. 652).
Imam Az-Zuhri-imamnya para imam berkata:
"Allahlah yang berhak memberi keterangan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang berhak menyampaikan dan kita wajib dengan rela menerimanya"
Wahhab bin Munabbih berkata kepada Ja'ad bin Dirham:
"Sungguh celaka engkai wahai Ja'ad karena masalah itu (karena Ja'ad mengingkari sifat-sifat Allah)!, seandainya Allah tidak mengkhabarkan dalam Kitab-Nya bahwa Ia memiliki tangan, mata dan wajah, niscaya aku tidak berani mengatakannya, takutlah kepada Allah!"
Khalid bin Abdillah Al-Qisri suatu ketika berkhutbah pada hari raya I'edul Adha di
Basrah, pada akhir khutbahnya ia berkata:
"Pulanglah kalian ke rumah masing-masing dan sembelihlah kurban-kurban kalian-semoga Allah memberikahi kurban kalian. Sesungguhnya pada hari ini aku akan meyembelih Ja'ad bin Dirham, karena dia berkata:Allah tidak pernah mengangkat Ibrahim 'alaihissalam sebagai kekasih-Nya, dan tidak pernah mengajak Musa berbicara.Demi Maha Suci Allah dari apa yang dikatakan Ja'ad karena kesombongan, maka Khalid turun dari mimbar dan menyembelih Ja'ad dengan tangannya sendiri, kemudian memerintahkan untuk disalib.
Ulama' Islam memandang perihal tentang masalah orang yg mengingkari sifat Allah dan mengingkari wahyu Allah iaitu Al-Quran serta isinya adalah dikira sebagai syirik dan kuffur. Orang yang mendustakan sifat Allah sama seperti perbuatan kafir dan dia telah keluar dari Islam. Hukuman yang berat dilakukan terhadap golongan ini agar menjadi pengajaran kepada umat Islam lain supaya tidak mencontohi sikap mereka ini.
No comments:
Post a Comment